ADAB-ADAB MAKAN DAN MINUM - Kajian Jogja

ADAB-ADAB MAKAN DAN MINUM

Share This
ADAB-ADAB MAKAN DAN MINUM
Oleh
Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani
Adab-adab makan dan minum meliputi tiga hal; adab sebelum makan, adab ketika makan dan adab setelah makan.
1. Adab Sebelum Makan
a. Hendaknya berusaha (memilih untuk) mendapatkan makanan dan minuman yang halal dan baik serta tidak mengandung unsur-unsur yang haram, berdasarkan firman Allah:
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻛُﻠُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﻃَﻴِّﺒَﺎﺕِ ﻣَﺎ ﺭَﺯَﻗْﻨَﺎﻛُﻢْ
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu…” [Al-Baqarah/2: 172]
b. Meniatkan tujuan dalam makan dan minum untuk menguatkan badan, agar dapat melakukan ibadah, sehingga dengan makan minumnya tersebut ia akan diberikan ganjaran oleh Allah.
c. Mencuci kedua tangannya sebelum makan, jika dalam keadaan kotor atau ketika belum yakin dengan kebersihan keduanya.[1]
d. Meletakkan hidangan makanan pada sufrah (alas yang biasa dipakai untuk meletakkan makanan) yang digelar di atas lantai, tidak diletakkan di atas meja makan, karena hal tersebut lebih mendekatkan pada sikap tawadhu’. Hal ini sebagaimana hadits dari Anas Radhiyallahu anhu, dia berkata:
ﻣَﺎ ﺃَﻛَﻞَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺧِﻮَﺍﻥٍ ﻭَﻻَ ﻓِﻲْ ﺳُﻜُﺮُّﺟَﺔٍ .
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah makan di atas meja makan dan tidak pula di atas sukurrujah [2].” [HR. Al-Bukhari no. 5415]
e. Hendaknya duduk dengan tawadhu’, yaitu duduk di atas kedua lututnya atau duduk di atas punggung kedua kaki atau berposisi dengan kaki kanan ditegakkan dan duduk di atas kaki kiri. Hal ini sebagaimana posisi duduk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang didasari dengan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ﻻَ ﺁﻛُﻞُ ﻣُﺘَّﻜِﺌًﺎ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺃَﻧَﺎ ﻋَﺒْﺪٌ ﺁﻛُﻞُ ﻛَﻤَﺎ ﻳَﺄْﻛُﻞُ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪُ ﻭَﺃَﺟْﻠِﺲُ ﻛَﻤَﺎ ﻳَﺠْﻠِﺲُ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪُ .
“Aku tidak pernah makan sambil bersandar, aku hanyalah seorang hamba, aku makan sebagaimana layaknya seorang hamba dan aku pun duduk sebagaimana layaknya seorang hamba.” [HR. Al-Bukhari no. 5399]
f. Hendaknya merasa ridha dengan makanan apa saja yang telah terhidangkan dan tidak mencela-nya. Apabila berselera menyantapnya, jika tidak suka meninggalkannya. Hal ini sebagaimana hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu :
ﻣَﺎ ﻋَﺎﺏَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻃَﻌﺎَﻣﺎً ﻗَﻂُّ ﺇِﻥِ ﺍﺷْﺘَﻬَﺎﻩُ ﺃَﻛَﻠَﻪُ ﻭَ ﺇِﻥْ ﻛَﺮِﻫَﻪُ ﺗَﺮَﻛَﻪُ .
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan, apabila beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berselera, (menyukai makanan yang telah dihidangkan) beliau memakannya, sedangkan kalau tidak suka (tidak berselera), maka beliau meninggalkannya.”[3]
g. Hendaknya makan bersama-sama dengan orang lain, baik tamu, keluarga, kerabat, anak-anak atau pembantu. Sebagaimana hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ﺍِﺟْﺘَﻤِﻌُﻮْﺍ ﻋَﻠَﻰ ﻃَﻌﺎَﻣِﻜُﻢْ ﻳُﺒَﺎﺭِﻙْ ﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻴْﻪِ .
“Berkumpullah kalian dalam menyantap makanan kalian (bersama-sama), (karena) di dalam makan bersama itu akan memberikan berkah kepada kalian.” [HR. Abu Dawud no. 3764, hasan. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 664]
2. Adab Ketika Sedang Makan
a. Memulai makan dengan mengucapkan, ‘Bismillaah.’
Berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ﺇِﺫَﺍ ﺃَﻛَﻞَ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻓَﻠْﻴَﺬْﻛُﺮِ ﺍﺳْﻢَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ، ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻧَﺴِﻲَ ﺃَﻥْ ﻳَﺬْﻛُﺮَ ﺍﺳْﻢَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓِﻲْ ﺃَﻭَّﻟِﻪِ ﻓَﻠْﻴَﻘُﻞْ : ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺃَﻭَّﻟَﻪُ ﻭَﺁﺧِﺮَﻩُ .
“Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan, maka ucapkanlah: ‘Bismillaah’, dan jika ia lupa untuk mengucapkan bismillaah di awal makan, maka hendaklah ia mengucapkan: ‘Bismillaah awwaalahu wa aakhirahu’ (dengan menyebut Nama Allah di awal dan akhirnya).”[4]
b. Hendaknya mengakhiri makan dengan pujian kepada Allah, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ﻣَﻦَ ﺃَﻛَﻞَ ﻃَﻌَﺎﻣﺎً ﻭَﻗَﺎﻝَ : ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ِِﻟﻠﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺃَﻃْﻌَﻤَﻨِﻲْ ﻫَﺬَﺍ ﻭَﺭَﺯَﻗَﻨِﻴْﻪِ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺣَﻮْﻝٍ ﻣِﻨِّﻲْ ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺓٍ، ﻏُﻔِﺮَ ﻟَﻪُ ﻣَﺎﺗَﻘَﺪَّﻡَ ﻣِﻦْ ﺫَﻧْﺒِﻪِ .
“Barangsiapa sesudah selesai makan berdo’a: ‘Alhamdulillaahilladzi ath‘amani hadza wa razaqqaniihi min ghairi haulin minni walaa quwwatin (Segala puji bagi Allah yang telah memberi makanan ini kepadaku dan yang telah memberi rizki kepadaku tanpa daya dan kekuatanku),’ niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu.”[5]
c. Hendaknya makan dengan menggunakan tiga jari tangan kanan.[6]
Menyedikitkan suapan, memperbanyak kunyahan, makan dengan apa yang terdekat darinya dan tidak memulai makan dari bagian tengah piring, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ﻳَﺎ ﻏُﻼَﻡُ ﺳَﻢِّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻛُﻞْ ﺑِﻴَﻤِﻴْﻨِﻚَ ﻭَﻛُﻞْ ﻣِﻤَّﺎ ﻳَﻠِﻴْﻚَ .
“Wahai anak muda, sebutlah Nama Allah (bismillaah), makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari apa-apa yang dekat denganmu.”[7]
Dan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pula:
ﺍﻟْﺒَﺮَﻛَﺔُ ﺗَﻨْﺰِﻝُ ﻭَﺳَﻂَ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡِ ﻓَﻜُﻠُﻮْﺍ ﻣِﻦْ ﺣَﺎﻓَﺘَﻴْﻪِ ﻭَﻻَ ﺗَﺄْﻛُﻠُﻮْﺍ ﻣِﻦْ ﻭَﺳَﻄِﻪِ .
“Keberkahan itu turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari pinggir-piring dan janganlah memulai dari bagian tengahnya.”[8]
d.Hendaknya menjilati jari-jemarinya sebelum dicuci tangannya, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ﺇِﺫَﺍ ﺃَﻛَﻞَ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻃَﻌَﺎﻣﺎً ﻓَﻼَ ﻳَﻤْﺴَﺢْ ﻳَﺪَﻩُ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻠْﻌَﻘَﻬَﺎ ﺃَﻭْ ﻳُﻠْﻌِﻘَﻬَﺎ .
“Apabila salah seorang di antara kalian telah selesai makan, maka janganlah ia mengusap tangannya hingga ia menjilatinya atau minta dijilatkan (kepada isterinya, anaknya).”[9]
e. Apabila ada sesuatu dari makanan kita terjatuh, maka hendaknya dibersihkan bagian yang kotornya kemudian memakannya. Berdasarkan hadits:
ﺇِﺫَﺍ ﺳَﻘَﻄَﺖْ ﻣِﻦْ ﺃَﺣَﺪِﻛُﻢْ ﺍﻟﻠُّﻘْﻤَﺔُ ﻓَﻠْﻴُﻤِﻂْ ﻣﺎَ ﻛَﺎﻥَ ﺑِﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﺫَﻯ ﺛُﻢَّ ﻟِﻴَﺄْﻛُﻠْﻬَﺎ ﻭَﻻَ ﻳَﺪَﻋْﻬَﺎ ﻟِﻠﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ .
“Apabila ada sesuap makanan dari salah seorang di antara kalian terjatuh, maka hendaklah dia membersihkan bagiannya yang kotor, kemudian memakannya dan jangan meninggalkannya untuk syaitan.”[10]
d. Hendaknya tidak meniup pada makanan yang masih panas dan tidak memakannya hingga menjadi lebih dingin. Tidak boleh juga, untuk meniup pada minuman yang masih panas, apabila hendak bernafas maka lakukanlah di luar gelas sebanyak tiga kali sebagaimana hadits Anas bin Malik.
ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺘَﻨَﻔَّﺲُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺸَّﺮﺍَﺏِ ﺛَﻼَﺛﺎً .
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika minum, beliau bernafas (meneguknya) tiga kali (bernafas di luar gelas).”[11]
Begitu juga hadits Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu:
ﻧَﻬَﻰ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﻔْﺦِ ﻓِﻲ ﺍﻟﺸُّﺮْﺏِ .
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk meniup (dalam gelas) ketika minum.”[12]
Adapula hadits dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhu:
ﻧَﻬَﻰ ﺃَﻥْ ﻳُﺘَﻨَﻔَّﺲَ ﻓِﻲ ﺍْﻹِﻧﺎَﺀِ ﺃَﻭْ ﻳُﻨْﻔَﺦَ ﻓِﻴْﻪِ .
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang untuk menghirup udara di dalam gelas (ketika minum) dan meniup di dalamnya.”[13]
e. Hendaknya menghindarkan diri dari kenyang yang melampaui batas.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“ ﻣَﺎ ﻣَﻸَ ﺁﺩَﻣِﻲٌّ ﻭِﻋَﺎﺀً ﺷَﺮًّﺍ ﻣِﻦْ ﺑَﻄْﻨِﻪِ ﺣَﺴْﺐُ ﺍﺑْﻦِ ﺁﺩَﻡَ ﻟُﻘَﻴْﻤَﺎﺕٌ ﻳُﻘِﻤْﻦَ ﺻُﻠْﺒَﻪُ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﻔْﻌَﻞْ ﻓَﺜُﻠُﺚٌ ﻟِﻄَﻌَﺎﻣِﻪِ ﻭَﺛُﻠُﺚٌ ﻟِﺸَﺮَﺍﺑِﻪِ ﻭَﺛُﻠُﺚٌ ﻟِﻨَﻔَﺴِﻪِ .”
“Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk nafasnya.”[14]
f. Hendaknya memulai makan dan minum dalam suatu jamuan makan dengan mendahulukan (mempersilahkan mengambil makanan terlebih dahulu) orang-orang yang lebih tua umurnya atau yang lebih memiliki derajat keutamaan. Hal tersebut merupakan bagian dari adab yang terpuji. Apabila tidak menerapkan adab tersebut, maka berarti mencerminkan sifat serakah yang tercela.
g. Hendaknya tidak memandang kepada temannya ketika makan, dan tidak terkesan mengawasinya karena itu akan membuatnya merasa malu dan canggung. Namun sebaiknya menundukkan pandangan dari orang-orang yang sedang makan di sekitarnya dan tidak melihat ke arah mereka karena hal itu menyinggung perasaannya atau mengganggunya.
h. Hendaknya tidak melakukan sesuatu yang dalam pandangan manusia dianggap menjijikkan, tidak pula membersihkan tangannya dalam piring, dan tidak pula menundukkan kepalanya hingga dekat dengan piring ketika sedang makan, mengunyah makanannya agar tidak jatuh dari mulutnya, juga tidak boleh berbicara dengan ungkapan-ungkapan yang kotor dan menjijikkan karena hal itu dapat mengganggu teman (ketika sedang makan). Sedangkan mengganggu seorang muslim adalah perbuatan yang haram.
i. Jika makan bersama orang-orang miskin, maka hendaknya mendahulukan orang miskin tersebut. Jika makan bersama-sama teman-teman, diperbolehkan untuk bercanda, senda gurau, berbagi kegembiraan, suka cita dalam batas-batas yang diperbolehkan. Jika makan bersama orang yang mempunyai kedudukan, maka hendaknya ia berlaku santun dan hormat kepada mereka.
3. Adab Setelah Makan
a. Menghentikan makan dan minum sebelum sampai kenyang, hal ini semata-mata meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, menghindarkan diri dari kekenyangan yang menyebabkan sakit perut yang akut dan kerakusan dalam hal makan yang dapat menghilangkan kecerdasan.
b. Hendaknya menjilati tangannya kemudian mengusapnya atau mencuci tangannya. Dan mencuci tangan itu lebih utama dan lebih baik.
c. Memungut makanan yang jatuh ketika saat makan, sebagai bagian dari kesungguhannya dalam menerapkan adab makan dan hal itu termasuk cerminan rasa syukurnya atas limpahan nikmat yang ada.
d. Membersihkan sisa-sisa makanan yang ada di sela-sela giginya, dan berkumur untuk membersihkan mulutnya, karena dengan mulutnya itulah ia berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla dan berbicara dengan teman-temannya.
e. Hendaknya memuji Allah Azza wa Jalla setelah selesai makan dan minum. Dan apabila meminum susu, maka ucapkanlah do’a setelah meminumnya, yaitu:
ﺍَﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺑَﺎﺭِﻙْ ﻟَﻨَﺎ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺭَﺯَﻗْﺘَﻨَﺎ ﻭَﺯِﺩْﻧَﺎ ﻣِﻨْﻪُ .
“Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kami pada apa-apa yang telah Engkau rizkikan kepada kami dan tambahkanlah (rizki) kepada kami darinya.”[15]
Jika berbuka puasa di rumah seseorang, hendaklah dia berdo’a:-editor
ﺍَﻓْﻄَﺮَ ﻋِﻨْﺪَﻛُﻢُ ﺍﻟﺼَّﺎﺋِﻤُﻮْﻥَ ﻭَﺃَﻛَﻞَ ﻃَﻌَﺎﻣَﻜُﻢُ ﺍْﻷَﺑْﺮَﺍﺭُ ﻭَﺻَﻠَّﺖْ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢُ ﺍﻟْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔُ .
“Telah berbuka di rumahmu orang-orang yang berpuasa, telah makan makananmu orang-orang baik dan semoga para Malaikat bershalawat (berdo’a) untukmu.”[16]
[Disalin dari kitab Aadaab Islaamiyyah, Penulis ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani, Judul dalam Bahasa Indonesia Adab Harian Muslim Teladan, Penerjemah Zaki Rahmawan, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir Bogor, Cetakan Kedua Shafar 1427H – Maret 2006M]
________
Footnote
[1]. Dalilnya sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ﻛَﺎﻥَ ﺇِﺫَﺍ ﺃَﺭَﺍﺩَ ﺃَﻥْ ﻳَﻨَﺎﻡَ ﻭَ ﻫُﻮَ ﺟُﻨُﺐٌ ﺗَﻮَﺿَّﺄَ ﻭَﺇِﺫَﺍ َﺃﺭَﺍﺩَ ﺃَﻥْ ﻳَﺄْﻛُﻞَ ﻏَﺴَﻞَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ
“Apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hendak tidur sedangkan beliau dalam keadaan junub, maka beliau berwudhu’ terlebih dahulu dan apabila hendak makan, maka beliau mencuci kedua tangannya terlebih dahulu.” [HR. An-Nasa-i I/50, Ahmad VI/118-119. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 390, shahih]
[2]. Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani di dalam kitab Syamaa-il Muhammadiyyah hal. 88 no. 127 memberikan pengertian tentang sukurrujah yaitu piring kecil yang biasa dipakai untuk menempatkan makanan yang sedikit seperti sayuran lalap, selada dan cuka. Ibnu Hajar dalam Fat-hul Baari (IX/532) berkata: “Guru kami berkata dalam Syarah at-Tirmidzi, “Sukurrujah itu tidak digunakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya karena kebiasaan mereka makan bersama-sama dengan menggunakan shahfah yaitu piring besar untuk makan lima orang atau lebih. Dan alasan yang lainnya adalah karena makan dengan sukurrujah itu menjadikan mereka merasa tidak kenyang.”-penj.
[3]. Shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 3563), Muslim (no. 2064) dan Abu Dawud (no. 3764).
[4]. Shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3767), at-Tirmidzi (no. 1858), Ahmad (VI/143), ad-Darimi (no. 2026) dan an-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah (no. 281). Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Irwaa-ul Ghaliil (no. 1965)
[5]. Shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 4023), at-Tirmidzi (no. 3458), Ibnu Majah (no. 3285), Ahmad (III/439) dan al-Hakim (I/507, IV/192) serta Ibnu Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah (no. 467). Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Irwaa-ul Ghaliil (no. 1984).
[6]. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ﺇِﻥَّ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺄْﻛُﻞُ ﺑِﺜَﻼَﺙِ ﺃَﺻَﺎﺑِﻊَ، ﻓَِﺈﺫَﺍ ﻓَﺮَﻍَ ﻟَﻌِﻘَﻬَﺎ .
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa makan dengan meng-gunakan tiga jari tangan (kanan) apabila sudah selesai makan, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjilatinya.” [HR. Muslim no. 2032 (132), Abu Dawud no. 3848].-penj.
Tiga jari yang dimaksud adalah jari tengah, jari telunjuk dan ibu jari, sebagaimana yang dijelaskan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fat-hul Baari IX/577.-penj.
[7]. Shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5376), Muslim (no. 2022), Ibnu Majah (no. 3267), ad-Darimi (II/100) dan Ahmad (IV/26).
[8]. Shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2031 (129)), Abu Dawud (no. 3772) dan Ibnu Majah (no. 3269). Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam Shahiihul Jaami’ (no. 379)
[9]. Shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5456) dan Muslim (no. 2031 (129)).
[10]. Shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2033 (135)), Abu Dawud (no. 3845) dan Ahmad (III/301). Lihat Silsilah al-Ahaadits ash-Shahiihah (no. 1404), karya Syaikh al-Albani.
[11]. Shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5631), Muslim (no. 2028), at-Tirmidzi (no. 1884), Abu Dawud (no. 3727).
[12]. Hasan: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 1887), hasan. Lihat Irwaa-ul Ghaliil (no. 1977), karya Syaikh al-Albani.
[13]. Hasan: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 1888), Abu Dawud (no. 3728), Ibnu Majah (no. 3429), (Ahmad I/220, 309). Lihat Irwaa-ul Ghaliil (no. 1977) , karya Syaikh al-Albani.
[14]. Hasan: Diriwayatkan oleh Ahmad (IV/132), Ibnu Majah (no. 3349), al-Hakim (IV/ 121). Lihat Irwaa-ul Ghaliil (no. 1983), karya Syaikh al-Albani rahimahullah.
[15]. Hasan: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3730), at-Tirmidzi (no. 3451) dan an-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah (no. 286-287). Dihasankan oleh Syaikh Nashiruddin al-Albani rahimahullah dalam Shahiih Jami’ush Shaghiir (no. 381). Lafazh ini terdapat dalam kitab Ihyaa’ ‘Uluumiddiin (II/6).
[16]. Shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3854) dan Ibnu Majah (no. 1747). Dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahiih Abi Dawud (II/703).

No comments:

Post a Comment

Tags

Teras Dakwah (161) TABLIGH AKBAR (119) kajian rutin (92) Kajian Khusus Akhwat (84) Ramadhan (62) Kajian Teras Dakwah (56) Kajian Pra Nikah (48) Ngaji Amida (39) Pra Nikah (37) mcaa (35) masjid nurul ashri deresan (34) Oktober 2018 (33) Desember (31) Juni (31) Maret (31) Download Kajian (30) Mei (30) Agustus (28) April (28) Amida (27) UGM (27) Bedah buku (26) Download Rekaman Kajian (26) Masjid Maskam UGM (25) resume kajian (24) Oktober (23) Februari (21) Talkshow (21) Jogokariyan (20) Gor UNY (19) Kajian Akhwat (19) Masjid Nurul Asri (19) Menyambut Ramadhan (18) September 2018 (18) akhwat (18) kajian muslimah (18) Download materi kajian (17) Kajian Aminda (16) masjid Mujahidin (16) Islamic Book Fair (15) Desember 2017 (14) Kajian Pernikahan (14) Maret 2018 (14) Masjid Al Mujahidin (14) Masjid syuhada (14) November (14) Januari (13) UNY (13) masjid nurul asri deresan (13) Masjid Jogokariyan (12) Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal (12) April 2018 (11) Juli (11) Masjid UGM (11) November 2017 (11) Januari 2018 (10) MASJID MARDLIYYAH (10) Maskam ugm (10) masjid pogung dalangan (10) video kajian (10) For Palestina (9) Grup Kajian Islam WhatsApp (9) KRPH (9) Kajian Pra-Nikah SPECIAL (9) Kajian Whatsapp (9) Masjid Nurul Asri Deresan (9) Mei 2018 (9) September (9) Februari 2018 (8) Februari 2020 (8) Kajian rutin Puasa Ramadhan (8) Pengajian rutin (8) Resume Ngaji (8) Talkshow Pra Nikah (8) belajar tahsin (8) kajian Tafsir Quran (8) Al-Qudwah (7) KPRH (7) Masjid agung Syuhada (7) November 2018 (7) Quran (7) Senin (7) UAD (7) UIN suka (7) Uzlifatil Jannah (7) Belajar Bahasa Arab (6) Kajian Rutin (Kantin) (6) Masjid Agung Manunggal Bantul (6) Tablig Akbar (6) jumat (6) Kajian Pelajar (5) Selasa (5) UMY (5) Ustadz Salim A. Fillah (5) i'tikaf (5) kajian bisnis (5) kamis (5) Al-Quran (4) Bisnis (4) Desember 2018 (4) Halal dan Haram (4) KOREA (4) Kajian Pra-Nikah (4) Kajian Tauhid (4) Ngaji bisnis (4) ODOJ (4) Qurban (4) Rabu (4) kajian quran (4) seminar (4) Ahad (3) Bakti Sosial (3) Beasiswa (3) Desember 2019 (3) Dzulhijjah (3) FUI (3) Islam Book Fair (3) Jogja Islamic Fair (3) Juli 2018 (3) Kajian Bareng Mualaf (3) Kajian sore (3) Masjid Diponegoro (3) Masjid Islamic Center UAD (3) Muhammad Abduh Tausikal (3) Muhammad Abduh Tuasikal (3) NGAJI PRA-NIKAH (3) Panahan Yogyakarta (3) Pengusaha Muslim (3) Ramadhan 2018 (3) Romadhon (3) Rumaysho (3) Sabtu (3) Ustadz Awan Abdullah (3) Ustadz Felix Siauw (3) Wanitatama (3) audisi hafizh quran anak (3) kuliah online (3) Agustus 2018 (2) Anak (2) Bazar (2) Bisnis juga surga neraka (2) Buka bersama (2) Cinta (2) Dauroh Al- Qur'an (2) Jadwal puasa (2) Juni 2018 (2) Juni 2019 (2) Just One Day One Hadith (JODOH) (2) Kajian Akbar (2) Kammi KAD (2) Keberhasilan mendidik anak (2) MDC (2) Majelis Taklim Robbani (2) Masjid Gedhe Kauman (2) Masjid Kauman (2) Masjid Pogung Raya (2) Metode hafal quran (2) PELATIHAN PEMIKIRAN ISLAM (2) Pro-U Media (2) Program Romadhan (2) Ringkasan kajian (2) Rohingya (2) September 2020 (2) Ustadz Afifi Abdul Wadud (2) Ustadz Salim A Fillah (2) Yusuf Mansur (2) islamic lifestyle (2) masjid pangeran Diponegoro (2) ngaji yogyakarta (2) pengajian akbar (2) ruqyah (2) 'ITIKAF (1) AHQ (1) Abu Bakar Ash - Shidiq (1) Act (1) Adab Ilmu (1) April 2020 (1) Balaikota (1) Berbagi (1) Berdakwah kenapa tidak? (1) Deklarasi Yogyakarta Tanpa Syiah (1) Di balik tragedi Karbala (1) Donasi (1) Donasi Kemanusiaan (1) FORUM UKHUWAH ISLAMIYAH (1) FunTahsin (1) Gerakan Love Masjid (1) Grand Opening Muslim Festival (1) Grup Whatapp Kuliah Nikah MCAA (1) I'tikaf Ramadhan (1) IBC (1) Info Kajian Yogyakarta (1) Info bermanfaat (1) Januari 2020 (1) KAJIAN HUMAIRA (1) KAMMI (1) KAMMI UII (1) KAMMI UIN SUKA (1) KOREA (Kajian sORE Al-qudwah) (1) Kajian Al Mar'ah (1) Kajian Al-Qudwah (1) Kajian Angkringan (1) Kajian Berbuka Puasa (1) Kajian Hari Ini (1) Kajian Isra`Mi'raj (1) Kajian Keluarga (1) Kajian Tauhiid (1) Kajian Umum (1) Kajian Yogyakarta (1) Kajian islam 23 april 2015 (1) Kajian untuk anak (1) Keluarga (1) Kesehatan (1) Khilafah (1) Khutbah Jumat (1) Latihan Menyembelih Hewan (1) MPD (1) Masjid Shuhada (1) Masjid UAD (1) Masjid Waroeng Grup (1) Mei 2019 (1) Mudah menghafal hadits (1) Musisi Hijrah (1) Olahraga Sunnah Rasul (1) One Day One Juz (1) One Day Training (1) Peran Pemuda dalam Mempertahankan Kemurnian Islam (1) Pro-U (1) RANGKUMAN KAJIAN AKHIR PEKAN. 03 Mei 2015. Masuk surga sekeluarga. Ust. Bachtiar Natsir (1) Ramadhan 2020 (1) Rasume kajian (1) Rumah Tahfidz (1) Safari Dakwah (1) Sejarah Dakwah Islam di Indonesia (1) Sejuta Cara Untuk Bisa (1) Studium General Majelis Taklim Robbani (1) TAFSIR FI ZHILALIL QUR'AN (1) TALKSHOW KESEHATAN MUSLIMAH (1) Tahun baru Islam (1) Tatsqif (1) Training for Muslim (1) UKMK Al-Fath (1) Ustadz Abdul Somad (1) Ustadz Bachtiar Nasir (1) Ustadz Fatan Fantastik (1) Ustadz Yusuf Mansyun (1) Ustadz Yusuf Mansyur (1) Workshop (1) alhwat (1) bantul bukber (1) kemuslimahan (1) latihan umroh (1) pugung rejo (1) siroh nabawi (1) training (1) wab (1)